Pendidikan Sakamoto ditemukan
oleh Dr. Hideo Sakamoto, seorang doctor kehormatan bidang pendidikan dri
Universitas IOND Hawaii, Amerika Serikat, Sejak tahun 1980. Pendidikan Sakamoto
menekankan pada kemampuan anak-anak untuk “memahami” soal daripada kemampuan
untuk sekedar “menjawab” soal. Dengan memahami suatu persoalan secara mendalam,
anak-anak (juga orang dewasa) akan lebih nyaman dalam menjawab persoalan
tersebut sehingga mereka akan lebih percaya diri dan jauh dari rasa takut akan
persoalan tersebut. Hal ‘memahami’ inilah yang sebenarnya membangkitkan hasrat
dan semangat dalam diri anak-anak.
Berdasarkan konsep
diatas, pendidikan sakamoto sangat mengedepankan analisa permasalahan, mengajak
anak untuk berpikir secara sistematis dan mengasah logika anak dalam menghadapi
setiap persoalan.
Dengan pola
pendidikan seperti ini, tidak hanya akan berguna bagi matematika saja, namun
juga hampir pada seluruh persoalan yang akan dihadapi kedepannya. Sebab pola
pendidikan ini akan merubah mindset (pola pikir) anak bahwa tidak ada persoalan
yang tidak bisa diselesaikan jika kita
tidak bisa memahaminya.
Pendidikan
sakamoto akan membantu pengembangan diri anak dalam menghadapi masa depan
mereka serta membantu mewujudkan impian anak dengan pola pikir yang
berkualitas.
Anak sudah
dikenalkan dengan konsep soal cerita sejak dini, sebab pada umumnya anak kelas
1-3 belum mengetahui kesulitan dari matematika, sebab mereka masih berkutat
dalam hal kalkulasi, namun menginjak kelas 4 mereka mulai kesulitan dan
dihadapkan dengan rumus-rumus untuk membantu mereka menyelesaikan persoalan.
Dalam pendidikan sakamoto, konsep analisa permasalahan dan logika sudah
dikenalkan sejak dini sehingga mereka tidak lagi kesulitan, namun dapat
menyelesaikan bahkan tanpa rumus.
Pendidikan
sakamoto membuat anak memiliki pola pikir bahwa matematika itu mudah, soal
serumit apapun dapat diselesaikan dengan cara yang mudah dengan metode
sakamoto.